Beristighfar dan Bertaubat

Beristighfar dengan lisan, dimasukkan ke dalam hati dan dilakukan dengan perbuatan adalah istighfar yang di maksud,  sebab jika kita telah beristighfar dengan lisan tapi masih melakukan pekerjaan dosa dan hatinya masih suka berarti dia tergolong istighfar yang dusta/membohongi Allah. Istighfar tersebut akan sia-sia dan tidak membawa faedah sama sekali.
Selaku manusia, siapapun orangnya pasti pernah melakukan perbuatan dosa, kecuali orang yang dirahmati Allah SWT, baik itu dosa kecil ataupun dosa besar. Yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
Allah SWT dengan sifat-Nya yang maha pengampun, sangat gembira dengan kembalinya seorang anak manusia dari gelimang dosa menuju jalan yang lurus, di atas petunjuk-petunjuk-Nya, tanpa memandang sebesar apapun dosa yang pernah ia lakukan.
Allah berfirman :
"Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang maha pengampun lagi maha penyayang." (Q.S. 39:53).
Adanya penyesalan atas perbuatan dosa yang telah dilakukan adalah awal yang baik untuk bertaubat, kembali kepada Allah, kembali dengan penuh kemenangan untuk tidak terjerumus lagi dalam perangkap syaithan, yang selalu berupaya untuk memalingkan manusia dari kebenaran dengan berbagai sarana tipu daya, tanpa kenal lelah dan tanpa henti.
Ada beberapa syarat bagi orang yang ingin kembali kepada petunjuk Allah SWT, bertaubat kepada-Nya dengan penuh keikhlasan tanpa ada keraguan sedikit pun dalam hati.
Syarat-syarat bertaubat itu adalah:

1.                  Ikhlas karena Allah semata-mata, bukan karena seseorang yang disegani atau seseorang yang ia cintai atau karena suatu hal dari urusan duniawi yang ingin ia capai.
2.                  Bertaubat pada waktu masih diterimanya taubat, yaitu sebelum terbitnya matahari dari barat dan sebelum datangnya kematian.
3.                  Menyesal terhadap apa yang telah ia lakukan dari perbuatan dosa.
4.                  Mensucikan diri dan membersihkan dirinya dari dosa, seperti jika ia bertaubat dari perbuatan zhalim, maka ia mesti meminta maaf kepada orang yang pernah ia zhalimi.
5.                  Berteguh hati untuk tidak mengulangi perbuatan dosa kembali, yaitu dengan meningkatkan kualitas iman melalui ketakwaan kepada Allah SWT.
6.                  Menjauhi perbuatan syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam beribadah, karena syirik adalah dosa yang tidak terampuni tanpa bertaubat.

Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selain syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya, barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (Q.S. 4:48).

Beristighfar dan bertaubat merupakan penyebab datangnya rejeki,  hal ini difirmankan Allah di dalam Al Quran yang menceritakan tentang Nabi NUH as. Sebagai berikut : 
"Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai."(QS. 71:10-12)

Al-Qurthubi juga menjelaskan "Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan."


Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, "Beristighfarlah kepada Allah", lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah". Ada lagi yang mengatakan, "Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!" Maka beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah". Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah."


Maka orang-orang pun bertanya, "Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar." Beliau lalu menjawab, "Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh.

Comments

Popular posts from this blog

3 Golongan pembeli dan 3 Golongan penjual

LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISIS PASAR

Dasar-dasar segmentasi pasar